Pengertian safety driving bisa dikatakan berkendara dengan
keterampilan dan pengalaman (skill based driving) berdasarkan standar
keselamatan dan cara-cara berkendara yang aman, selamat dan benar,
ditambah dengan sikap mental positif dan kewaspadaan secara terus
menerus.
Ada 4A, kunci menjadi pengemudi defensive. Pertama
adalah Alertness (kewaspadaan), kedua Awareness (kesadaran), ketiga
Attitude (perilaku), dan keempat Anticipation (antisipasi). IDDC
mencatat ada dua pendekatan dalam berkendara, yakni proaktif dan reaktif.
Proaktif merupakan perilaku berkendara defensive
bertujuan untuk meminimalkan resiko. Merupakan pendekatan cara mengemudi
secara mental (kognitif). Pendekatan proaktif adalah hal yang paling
relevan, tetapi terkadang pengendara jarang melakukannya.
Ada
beberapa contoh tindakan proaktif, seperti menyediakan ruang atau jarak,
kesadaran diri, selalu waspada, melihat dan dilihat, konsentrasi terus
menerus, pikirkan jalan keluarnya, dan pahami batasan (Anda dan
kendaraan).
Sedangkan reaktif lebih merupakan berkendara dengan
mengandalkan ketrampilan dan kemampuan. Namun lebih berharga bertindak
proaktif untuk mencegah daripada hanya bergantung kepada ketrampilan
(skill) mengemudi semata.
Setidaknya ada tiga faktor utama
defensive driving, yakni Kondisi Pengemudi (Driver's Conditions),
Karakter Pengemudi (Driving Personality), dan Kondisi Kendaraan
(Car/Vehicle Conditions).
Kali ini, yang coba dijelaskan adalah
Kondisi Pengemudi (Driver's Conditions), yang meliputi kontrol emosi,
seperti sedang dihinggapi perasaan senang, sedih, marah, kecewa, takut,
dan depresi. Selanjutnya penglihatan, yaitu kemampuan melihat object
statis dan dinamis, buta warna, rabun ayam, dan kemampuan kedalaman
persepsi.
Menyusul soal pendengaran, kemampuan yang dimiliki oleh
seorang pengendara dalam mendengar suara dengan frekuensi tertentu.
Berikutnya gangguan fisik permanen (physical conditions), seperti cacat
tubuh, usia lanjut, sakit kronis long term.
Gangguan fisik
sementara (temporary physical conditions), mencakup fatique, sakit tidak
permanen seperti flu, sakit kepala dan sebagainya.
Lantas hal
apa saja yang dapat menyebabkan pengemudi mengalami fatigue? IDDC,
menjelaskan tiga hal yang menjadi penyebab, yakni saat mengemudi jarak
jauh, ketika mengemudi di jalan yang sama karena dilakukan berulang kali
dan menjadi jenuh, dan saat mengemudi malam hari setelah bekerja
seharian, dan berkendara di saat biasanya kita tidak beraktivitas.
Lainnya
pemicu fatique, mencakup tidak cukup istirahat sebelumnya (± 4 – 7 jam)
atau baru saja makan makanan yang tinggi karbohidrat (tanpa istirahat
cukup).
Bagaimana ciri-ciri fatigue? Ciri-cirinya dapat dikenali
dengan tanda-tanda, misalnya sering menguap, mata terasa panas, kering,
dan lelah, persepsi jarak dan kecepatan berkurang, konsentrasi dan
refleks berkurang, serta peripheral vision menyempit.
Untuk
mencegah fatigue, IDDC menyarankan pengemudi beristirahat 20-30 menit
setiap 4 jam berkendara dan tidak lebih dari 12 jam berkendara dalam
sehari (UULLAJ No. 22 tahun 2009), beristirahat cukup 4 - 7 jam sebelum
beraktifitas, tidak dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan, tidak makan
makanan berkadar lemak tinggi tanpa istirahat cukup.
Selain itu
pengemudi tidak mengandalkan kafein atau stimulan, makan makanan ringan
(biskuit, crackers), buah, coklat dan air mineral, buka kaca, dan hirup
udara segar atau buka saluran ventilasi udara dari luar. Memanfaatkan
udara segar akan lebih baik dari pada menggunakan AC terus-menerus.
Pasalnya, kadar oksigen bisa berkurang, karbon dioksida terus bertambah bila udara AC terus bersirkulasi lebih dari 2 jam.
Tips ini dipersembahkan oleh "Happy Car Rental"
( Sewa Mobil Murah Di Cirebon - Rental Mobil Murah Di Cirebon )
PT. Budhi Surya Sejahtera - Pondok Avicenna, Jl. Taman Pemuda No. 2 Cirebon
Telp. 08156407913 / 081298476511
( Sewa Mobil Murah Di Cirebon - Rental Mobil Murah Di Cirebon )
PT. Budhi Surya Sejahtera - Pondok Avicenna, Jl. Taman Pemuda No. 2 Cirebon
Telp. 08156407913 / 081298476511
Posting Komentar